Tag: #perbedaankurikulum

shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
Standard

Perbandingan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum 13 (K-13)

Kurikulum merdeka belajar (KMB) adalah inisiatif pendidikan yang diperkenalkan oleh Kemendikbudristek Indonesia. Diperkenalkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan global. Kemendikbudristek mengeluarkan Kurikulum Merdeka untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi COVID-19 mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang sudah siap. Kondisi pembelajaran  pasca dilanda pandemi COVID-19 perlu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan kurikulum, yang paling menonjol adalah Kurikulum Merdeka sebagai langkah pemerintah untuk menghindari krisis pendidikan akibat pandemi. Sebelum adanya Kurikulum Merdeka, Kurikulum 13 (K-13)  yang menjadi rujukan Pendidikan Nasional saat ini yang sepenuhnya mendorong pembelajaran berpusat pada siswa.  Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis kompetensi, yang menekankan pada pengembangan keterampilan dan coping skill siswa dalam menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini dicapai dengan memberikan bimbingan di kelas mengenai keterampilan praktis, seperti keterampilan komunikasi, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan kemampuan beradaptasi. Perbedaan antara Kurikulum 13 (K-13) dan Kurikulum Merdeka Belajar mencerminkan evolusi dalam pendidikan Indonesia. Sementara K-13 lebih terstruktur dengan pendekatan kompetensi, Kurikulum Merdeka Belajar memberikan lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas bagi siswa. Masing-masing memiliki tujuan dan karakteristiknya sendiri, dan pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan dan visi pendidikan yang diinginkan bagi para siswa Indonesia. Berikut ini perbedaan dari Kurikulum Merdeka Belajar dan k13: Prinsip Utama dari Kurikulum Kurikulum Merdeka Belajar Mendorong kemandirian dan keberagaman peserta didik dalam proses belajar. Fokus pada pembelajaran berbasis proyek. Menekankan pada pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Mendorong pengembangan karakter dan soft skills. Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Fleksibilitas dalam pemilihan mata pelajaran. Memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menyusun kurikulum sesuai kebutuhan lokal. Kurikulum 13 (K-13) Relevansi dan Kontekstual menyesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal peserta didik Pembelajaran Aktif mendorong peserta didik menjadi mandiri Pendekatan Tematik, menyatukan konsep-konsep dalam tema-tema yang lebih besar Pengembangan Karakter berfokus pada pembentukan karakter positif peserta didik Berorientasi pada Hasil dan Kompetensi Penilaian Beragam Pengembangan Profesional Guru, mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pembimbing Struktur Kurikulum Kurikulum Merdeka Belajar Mata Pelajaran Wajib dan Pilihan: Terdapat keseimbangan antara mata pelajaran wajib dan pilihan untuk memberikan variasi pada kurikulum. Pembelajaran Daring dan Luring: Menggabungkan pembelajaran online dan offline untuk meningkatkan fleksibilitas. KTSP yang Lebih Fleksibel: Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah.   Baca juga: Kurikulum Merdeka di SMA: Kenali Karakteristik dan Strukturnya   Kurikulum 13 (K13) Mata Pelajaran Wajib dan Muatan Lokal: Terdiri dari mata pelajaran wajib yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan muatan lokal untuk memperkuat identitas lokal. Pendekatan Tematik: Menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan berbagai konsep. Kurikulum Peningkatan Kualitas Guru  Kurikulum Merdeka Belajar Peningkatan kualitas guru merupakan aspek penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar  Pelatihan dan Pengembangan: Guru mendapatkan pelatihan untuk mendukung perubahan pendekatan pembelajaran. Peran Guru Sebagai Fasilitator: Guru diharapkan menjadi fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran. Kurikulum 13 (K-13) Memberikan dukungan dan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka. Mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Kurikulum Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam Kurikulum 2013 (K-13) di Indonesia. Pembentukan Karakter: Fokus pada pembentukan karakter melalui pendidikan agama dan moral. Pengembangan Karakter Positif: Menekankan pengembangan karakter positif pada peserta didik. Pengembangan Kemampuan Sosial: Membangun kemampuan sosial peserta didik seperti empati, komunikasi efektif, dan kepemimpinan. Kurikulum Penilaian Kurikulum Merdeka Belajar Penilaian Berbasis Kompetensi: Fokus pada pengukuran kompetensi peserta didik. Penggunaan Portofolio dan Proyek: Implementasi penilaian melalui portofolio dan proyek. Kurikulum 13 (K-13) Sistem Penilaian Beragam: Menggunakan berbagai bentuk penilaian, termasuk ujian nasional. Penilaian Kompetensi dan Sikap: Memberikan penilaian terhadap kompetensi dan sikap peserta didik. Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk memperkuat karakter dan moral siswa, sementara tujuan dari K13 adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan siswa dalam berbagai bidang. Berikut tabel perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 13 (K-13) Tabel Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum 13 Aspek Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) Kurikulum 2013 (K-13) Fokus Pembelajaran Pembelajaran berbasis proyek Pendekatan tematik Prinsip Pembelajaran Kemandirian, keberagaman, karakter Pembentukan karakter, moral Struktur Kurikulum Fleksibel, KTSP lebih terbuka Tematik, muatan lokal Penggunaan Teknologi Mengintegrasikan teknologi Pemanfaatan teknologi Penilaian Berbasis kompetensi, portofolio Beragam, ujian nasional Koneksi dengan Industri Kolaborasi dengan dunia industri Tidak terlalu menekankan Peningkatan Kualitas Guru Pelatihan dan pengembangan guru Pembinaan karakter guru Perbedaan dari Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13 (K-13) mulai dari pendektan pembelajran yang berbeda menekankan pembelajaran berbasis proyek, kemandirian, dan keberagaman sedangkan K-13 menonjolkan pendekatan tematik dengan fokus pada pembentukan karakter dan moral peserta didik, dan struktur kurikulum yang lebih terstandar. Implementasi dan efektivitas kedua kurikulum ini dapat terus berubah dan berkembang seiring waktu. Bagaimana pun Pemerintah dan Kemendikbudristek berusaha sebaik mungkin untuk mencerdaskan generasi bangsa. Dengan memuat kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai suatu konsep yang harus mampu menjawab semua tantangan yang ada di mana kurikulum diterapkan.   Ingin mengelola kegiatan administrasi dan keuangan sekolah dengan sistem digital? Coba Demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net atau  Hubungi admin kami untuk agendakan Zoom di 0812-3364-0003

Tim CS kami ada di sini untuk menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!