Tag: Aplikasi Manajemen Sekolah

shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
Standard

Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Kinerja Guru

Meningkatkan kinerja guru adalah tujuan penting dalam dunia pendidikan, karena guru memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan generasi muda. Untuk meningkatkan kinerja guru, seorang kepala sekolah dapat mengambil beberapa langkah strategis dan proaktif. Berikut adalah beberapa cara kepala sekolah meningkatkan kinerja guru: Komunikasi yang efektif Kepala sekolah harus memiliki komunikasi yang terbuka dan efektif dengan para guru. Ini termasuk menyediakan waktu untuk mendengarkan masukan dan masalah yang dihadapi oleh guru, serta memberikan umpan balik konstruktif secara teratur. Penilaian kinerja yang adil Menggunakan penilaian kinerja yang obyektif dan adil untuk menilai kinerja guru. Evaluasi ini harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan mencakup aspek seperti kualitas pengajaran, partisipasi dalam kegiatan sekolah, dan kemajuan siswa. Pelatihan dan pengembangan profesional Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan dan program pengembangan profesional. Ini membantu mereka meningkatkan keterampilan pengajaran mereka, mengikuti perkembangan terkini dalam pendidikan, dan memperoleh wawasan baru tentang metode pengajaran yang efektif. Berikan dukungan dan sumber daya yang memadai Pastikan guru memiliki dukungan dan sumber daya yang memadai untuk menghadapi tantangan dalam mengajar. Ini termasuk akses ke bahan ajar yang mutakhir, teknologi, dan perangkat lunak yang diperlukan. Dorong kolaborasi dan pertukaran ide Fasilitasi lingkungan yang mendorong kolaborasi antara para guru. Pertukaran ide dan pengalaman dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan memungkinkan guru untuk belajar satu sama lain.   Baca Juga: 10 Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Mutu Pendidikan   Beri pengakuan atas prestasi Berikan pengakuan dan apresiasi atas prestasi guru. Ini dapat mencakup penghargaan, pujian di depan kolega, atau kesempatan untuk berbagi keberhasilan mereka dengan pihak lain. Pembinaan dan mentoring Selain pelatihan, juga pertimbangkan program pembinaan atau mentoring yang membantu guru baru atau yang berkinerja rendah untuk meningkatkan kemampuan mereka. Perhatikan kesejahteraan guru Pastikan kesejahteraan guru dijaga dengan memberikan lingkungan kerja yang aman, dukungan emosional, dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Libatkan orang tua dan siswa Involusi orang tua dan siswa dalam proses pembelajaran dapat membantu meningkatkan kinerja guru. Mereka dapat memberikan masukan berharga dan dukungan yang diperlukan dalam mendukung upaya guru. Monitor dan tindak lanjuti Kepala sekolah harus melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kinerja guru dan menyediakan umpan balik secara teratur. Jika ada area yang memerlukan perbaikan, lakukan tindakan lanjutan untuk membantu guru mencapai potensinya. Ingatlah bahwa meningkatkan kinerja guru adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan komitmen yang kuat dari kepala sekolah serta dukungan dari seluruh staf dan komunitas sekolah. Semoga artikel “Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Kinerja Guru”.   Bila ingin mencoba administrasi kesiswaan secara digital bisa coba demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net

Standard

10 Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Mutu Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Kualitas pendidikan yang baik akan membentuk generasi yang kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan. Sebagai pemimpin di lembaga pendidikan, kepala sekolah memiliki peran sentral dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa cara kepala sekolah meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.   Memiliki Visi dan Misi yang Jelas Seorang kepala sekolah harus memiliki visi yang jelas mengenai arah dan tujuan sekolah. Visi ini harus diperkuat dengan misi yang terukur dan realistis. Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, kepala sekolah dapat menginspirasi dan mengarahkan seluruh anggota sekolah untuk bekerja menuju pencapaian tujuan bersama.   Membangun Tim Kerja yang Solid Kepala sekolah perlu membangun tim kerja yang solid dan berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Tim kerja yang solid akan mempermudah pelaksanaan program-program pendidikan yang akan dilakukan di sekolah. Kepala sekolah juga perlu mendorong komunikasi yang terbuka dan kolaborasi antara semua anggota sekolah.   Meningkatkan Kompetensi Guru Guru adalah faktor kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus pada peningkatan kompetensi guru. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan profesional secara rutin, baik secara internal maupun dengan menggandeng lembaga pendidikan dan pemerintah terkait. Kepala sekolah juga perlu mendorong guru untuk terus mengikuti perkembangan terkini di bidang pendidikan.   Baca Juga: Saatnya Ubah Administrasi Kesiswaan Manual ke Administrasi Digital   Melakukan Supervisi dan Evaluasi Secara Berkala Supervisi dan evaluasi yang dilakukan secara berkala sangat penting dalam memantau dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah perlu melibatkan diri secara aktif dalam proses ini dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru. Evaluasi juga dapat dilakukan melalui penggunaan indikator kinerja yang jelas dan terukur.   Menggunakan Teknologi dalam Pembelajaran Kepala sekolah dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemanfaatan teknologi dapat dilakukan dalam berbagai aspek, seperti penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran, pengelolaan data siswa secara elektronik, atau pemanfaatan platform e-learning. Dengan menggunakan teknologi, kepala sekolah dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolahnya.   Membangun Hubungan dengan Orang Tua dan Masyarakat Kepala sekolah perlu menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Hal ini penting untuk menciptakan dukungan dan partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat dalam upaya meningkat kan mutu pendidikan. Kepala sekolah dapat mengadakan pertemuan rutin, seminar, atau kegiatan lain yang melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan.   Menyediakan Sarana dan Prasarana yang Memadai Kepala sekolah harus memastikan bahwa sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang efektif. Hal ini meliputi fasilitas kelas yang memadai, perpustakaan yang lengkap, laboratorium, ruang olahraga, dan fasilitas lain yang diperlukan. Kepala sekolah perlu berperan aktif dalam memperjuangkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana ini. Melibatkan Siswa dalam Pengambilan Keputusan Kepala sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan di sekolah. Hal ini akan memberikan rasa memiliki dan tanggung jawab kepada siswa dalam pengelolaan sekolah. Kepala sekolah dapat mengadakan forum siswa, mendengarkan masukan mereka, dan melibatkan mereka dalam merencanakan kegiatan sekolah.   Membangun Budaya Sekolah yang Positif Kepala sekolah memiliki peran penting dalam membentuk budaya sekolah yang positif. Budaya sekolah yang positif akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan memberikan nilai-nilai positif kepada seluruh anggota sekolah. Kepala sekolah perlu menjadi contoh teladan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.   Memonitor Kemajuan dan Merayakan Prestasi Terakhir, kepala sekolah perlu secara teratur memonitor kemajuan sekolah dalam mencapai tujuan dan merayakan prestasi yang telah diraih. Hal ini akan memberikan motivasi kepada seluruh anggota sekolah untuk terus berprestasi dan meningkatkan mutu pendidikan.   Dalam kesimpulan, Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Mutu Pendidikan di sekolah sangat penting. Dengan memiliki visi yang jelas, membangun tim kerja yang solid, meningkatkan kompetensi guru, melakukan supervisi dan evaluasi secara berkala, menggunakan teknologi, membangun hubungan dengan orang tua dan masyarakat, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan, membangun budaya sekolah yang positif, serta memonitor kemajuan dan merayakan prestasi, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan generasi yang kompeten dan berdaya saing.   Bila ingin mencoba administrasi kesiswaan secara digital bisa coba demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net atau Hubungi Admin Kami    

Standard

Saatnya Ubah Administrasi Kesiswaan Manual ke Administrasi Digital

Mengubah administrasi kesiswaan manual ke digital merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan kegiatan kesiswaan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk melakukan peralihan tersebut:   Langkah-Langkah Peralihan Administrasi dari Manual ke Digital Evaluasi kebutuhan dan tujuan  Identifikasi kebutuhan administrasi kesiswaan di sekolah Anda dan tetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan peralihan ke administrasi digital.  Apakah Anda ingin meningkatkan aksesibilitas data, mengurangi waktu pemrosesan, atau meningkatkan transparansi? Mengidentifikasi tujuan akan membantu Anda menentukan solusi digital yang paling sesuai.   Pilih sistem administrasi kesiswaan yang tepat Ada banyak perangkat lunak administrasi kesiswaan yang tersedia. Lakukan riset untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran sekolah Anda. Pastikan sistem tersebut dapat mengelola pendaftaran siswa, pencatatan kehadiran, pengelolaan jadwal, dan fitur-fitur lain yang Anda butuhkan.   Baca Juga: Kendala Administrasi Pendidikan dan Solusinya   Pelatihan dan persiapan Setelah memilih sistem administrasi kesiswaan yang sesuai, pastikan untuk meminta pelatihan dari penyedia aplikasi untuk staf administrasi dan guru yang akan menggunakan sistem tersebut. Persiapkan juga panduan dan sumber daya yang membantu mereka memahami dan menguasai penggunaan sistem baru.   Migrasi data Jika Anda sudah memiliki data administrasi kesiswaan dalam format manual, perlu dilakukan migrasi data ke dalam format digital. Pastikan data yang ada terorganisir dengan baik dan diimpor dengan benar ke dalam sistem administrasi kesiswaan yang baru.   Uji coba dan perbaikan Lakukan uji coba sistem administrasi kesiswaan secara menyeluruh sebelum mengimplementasikannya sepenuhnya. Identifikasi masalah potensial dan lakukan perbaikan yang diperlukan sebelum sistem digunakan secara luas. Kemudian, apabila tim penyedia layanan memiliki jaminan technical support, setorkan permasalah yang dihadapi.    Komunikasi kepada pihak terkait Sampaikan kepada siswa, orang tua, guru, dan pihak terkait lainnya mengenai peralihan ke administrasi kesiswaan digital. Berikan informasi tentang manfaat dan cara penggunaan sistem baru. Juga, tetap tersedia untuk menjawab pertanyaan dan memberikan bantuan jika diperlukan.   Evaluasi dan peningkatan Setelah administrasi kesiswaan digital diimplementasikan, lakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan. Terus perbarui dan tingkatkan sistem sesuai dengan umpan balik dari staf, guru, dan orang tua siswa. Perubahan dari administrasi kesiswaan manual ke digital membutuhkan waktu dan komitmen. Namun, dengan mengikuti langkah-langkah tersebut dan melibatkan semua pihak terkait, Anda dapat memanfaatkan manfaat efisiensi dan efektivitas yang ditawarkan oleh administrasi kesiswaan digital.     Bila ingin mencoba administrasi kesiswaan secara digital bisa coba demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net

Standard

Mengajar di Abad 21: Project Based Learning dan Keterampilan

Project Based Learning adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pasa siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kemampuan melalui kegiatan problem solving dan investigasi. Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) ini tidak hanya fokus pada hasil akhirnya, namun lebih menekankan pada proses bagaimana siswa dapat memecahkan masalahnya dan akhirnya dapat menghasilkan sebuah produk. Pendekatan ini membuat siswa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dengan berpartisipasi aktif dalam mengerjakan proyeknya. Hal ini tentu saja lebih menantang daripada hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku kemudian mengerjakan kuis atau tes.   Prinsip dalam Project Based Learning Berawal dari Masalah atau Pertanyaan Pembelajaran berbasis proyek selalu bersumber dari sebuah masalah atau pertanyaan. Pertanyaan yang harus dipecahkan harus memiliki tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan level siswa.    Otentik & Relevan Proyek yang dilakukan siswa harus mencakup pertanyaan-pertanyaan dalam dunia nyata atau yang relevan dengan pengalaman siswa. Siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang didapatkan saat pembelajaran dengan manfaat atau kegunaannya di dunia nyata.   Kebebasan untuk Memilih Metode pembelajaran berbasis proyek hendaknya memberikan kebebasan siswa untuk menentukan strategi memecahkan masalah, produk apa yang akan dihasilkan, dan juga bagaimana cara menghasilkan produk tersebut.   Self Reflection Dalam Project Based Learning siswa diharapkan mampu merefleksikan semua pengalaman yang di dapat selama mengerjakan proyeknya. Kemudian siswa mampu menyimpulkan pelajaran berharga apa yang dapat diambil selama proses project based learning.   Feedback Metode pembelajaran project based learning juga mengajarkan pada siswa untuk dapat memberikan  dan menerima masukan-masukan atas proyek yang dilakukannya.  Dengan demikian mereka tidak hanya belajar dari guru tetapi dapat saling belajar dengan sesama teman.   Baca Juga: Project Based Learning Ternyata Bisa Loh untuk PAUD, Ini Contohnya!   Presentasi Di akhir proses Pembelajaran berbasis proyek, Siswa harus mampu mempresentasikan penemuannya atau produk yang dihasilkannya di depan teman-teman sekelas atau bahkan di depan masyarakat umum. Selain berdiskusi tentang proyeknya, diharapkan semua siswa mampu menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dan juga dipraktikkan.   Langkah Pembelajaran Project Based Learning Mulai dengan Pertanyaan  Pancing siswa dengan pertanyaan. Pertanyaan harus mengandung permasalahan yang wajib dipecahkan dan menghasilkan sebuah penemuan atau produk. Topik atau tema harus sesuai dengan real world dan mendorong siswa untuk melakukan investigasi yang mendalam.   Susun Perencanaan Bersama Murid Menyusun perencanaan meliputi aturan main, pemilihan aktivitas yang mendukung untuk menjawab pertanyaan, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk menyelasaikan projek.   Susun Jadwal Aktivitas Setelah menyusun perencanaan awal dengan murid, langkah selanjutnya adalah menyusun jadwal aktivitas yang dilakukan selama projek. Waktu penyelesaian harus jelas dan siswa diberikan arahan terkait pengelolaan waktu. Berikan siswa kebebasan dan kesempatan untuk mencoba menggali sesuatu yang baru.    Pengawasan Pengerjaan Proyek Meski siswa diberikan kebebasan untuk projeknya, guru tetap bertanggung jawan untuk memantau siswa selama projek berlangsung. Guru bertindak sebagai mentor yang selalu mengarahkan para siswa untuk selalu fokus dan terarah dalam mengerjakan proyeknya.   Memberikan Penilaian Produk Guru membantu siswa dalam mengukur ketercapaian standar pada proses dan produk yang dihasilkan. Guru bereran mengevaluasi kemajuan tiap siswa dan memberi feedback. Selanjutnya Guru dapat menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dapat dilakukan dengan mempresentasikan produknya di depan teman atau guru.   Evaluasi Pada akhir proses pembelajaran project based learning, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan produk yang telah dihasilkan. Refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Dalam refleksi ini siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.   Semoga bermanfaat 🙂   Ingin Tau Cara Kerja Aplikasi Presensi Melalui Selfie? Simak Videonya:  

Standard

Project Based Learning Ternyata Bisa Loh untuk PAUD, Ini Contohnya!

Seperti yang kita ketahui bersama, dengan kurikulum yang diterapkan saat ini siswa dituntut untuk mengikuti pelajaran berbasis proyek atau (Project Based Learning).    Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.  Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa.    Tantangan Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek di PAUD  Tentu penerapan pembelajaran berbasis proyek untuk siswa PAUD berbeda dengan jenjang sekolah lainnya. Pasalnya mengajari siswa PAUD memiliki tantangan tersendiri dibandingkan jenjang lain.  Penerapan harus didasarkan dan dimulai dari lingkungan terdekat siswa PAUD, misalnya tentang keluarga, mainan, berkebun, binatang, dan lainnya. Sesuaikan dengan minat siswa PAUD. Hal apa yang membuat mereka tertarik. Namun, tentunya siswa PAUD memiliki tantangan tersendiri dibandingkan jenjang yang lain. Penerapan (PjBL) pada dasarnya harus dimulai dari lingkungan terdekat, misalnya tentang keluarga, mainan, berkebun, binatang, dan lainnya. Baca Juga: Pengembangan Soal Menggunakan Level Kognitif   Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk PAUD  Ada beberapa hal perlu diperhatikan ketika menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk siswa PAUD. Pertama, pilih proses yang melibatkan minat murid dari awal prosesnya. Dengan menyesuaikan minat, guru akan lebih mudah memfasilitasi siswa.  Kedua, kegiatan ini tidak untuk menghasilkan produk satu khusus. Setelah siswa melakukan eksplorasi panjang, siswa bisa membuat produk yang berbeda-beda. Hal yang menjadi poin penting adalah kompetensi yang ingin dicapai. Ketiga, guru perlu memakai alat bantu untuk mempermudah siswa dalam memahami permasalahan. Contohnya video, gambar, atau pengamatan langsung. Selanjutnya, guru bisa menggunakan pertanyaan pemantik yang disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa.   Contoh Pembelajaran Berbasis Proyek untuk PAUD  Guru bisa mengambil salah satu tema yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar yang familiar bagi siswa. Contohnya adalah guru mengajak murid berkeliling halaman sekolah untuk melihat kondisi di sana. Kemudian, guru dapat melempar pertanyaan pemantik seperti menanyakan pendapat apakah lingkungan sekolah mereka bersih atau kotor. Jika masih kotor, maka guru bisa bertanya kembali apa yang dapat dilakukan supaya bersih. Berikutnya, guru dapat membagi murid ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas siswa dengan kemampuan kognitif dan bahasa yang berbeda supaya nanti mereka dapat saling bantu. Aktivitas ini menantang sebab tak semua siswa akan langsung punya ide. Guru pun dapat memberikan saran opsi seperti bersih-bersih bersama, membuat poster kebersihan, membuat panduan membersihkan mainan, dan lainnya. Melalui proses membuat produk, tugas guru adalah memfasilitasi pembagian peran supaya semua murid dapat terlibat. Setelah produk selesai, maka setiap kelompok dapat membawa hasil produknya di depan kelas, bisa kelas sendiri maupun kelas lain. Melalui presentasi tersebut, guru dapat melihat bagaimana proses belajar siswa dan bagaimana kompetensi yang dicapai mereka dari belajar projek. Semoga bermanfaat 🙂   Ingin Tau Cara Kerja Aplikasi Presensi Melalui Selfie? Simak Videonya:

Standard

Pengembangan Soal Menggunakan Level Kognitif

Seorang pendidik dalam menentukan kata kerja operasional (KKO) dalam penulisan indikator soal sering kali mendapati KKO yang digunakan sama dengan KKO proses berfikir yang lain. Demi menekankan permasalahan ini, Puspendik dalam Kemendikbud (2019) mengklasifikasikan KKO menjadi level kognitif. Level kognitif adalah tingkat kemampuan peserta didik dalam penerimaan penjelasan. Baik secara individu maupun kelompok. Dibagi menjadi 3 kelompok yaitu level kognitif 1 (pengetahuan dan pemahaman), 2 (aplikasi), dan 3 (penalaran).   Pengembangan Soal Level Kognitif 1 Pada level kognitif 1, mengukur pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2). Karakteristik soal level 1: Menunjukkan ingatan & pemahaman dasar materi-materi pelajaran serta bisa membuat generalisasi (pengelompokan umum) sederhana. Menunjukkan tingkatan dasar dalam memecahkan masalah sesuai contoh pembelajaran melalui salah satu cara yang pernah diajarkan. Menunjukkan pemahaman dasar terhadap bentuk penyajian data grafik, label & bentuk visual lainnya. Menyampaikan fakta-fakta dasar melalui istilah sederhana. Kategori soal pada level 1 terkadang kategori sukar, tetapi bukanlah soal HOTS. Untuk menjawab soal di level 1 ini, siswa harus mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, menyebutkan prosedur.    Baca Juga: 6 Peran Guru untuk Menciptakan Lingkungan Belajar Efektif   Pengembangan Soal Level Kognitif 2 Level kognitif 2 mengukur aplikasi atau menerapkan (C3). Karakteristik soal pada level 2: Menunjukkan pengetahuan & pemahaman materi pelajaran & mampu mengaplikasikan ide-ide & konsep-konsep sesuai konteks tertentu. Membuat penafsiran & analisis terhadap suatu informasi & data. Melakukan pemecahan masalah-masalah umum di suatu materi pelajaran. Membuat penafsiran data yang berupa grafik, tabel maupun bentuk visual lainnya. Menyampaikan secara gamblang & terorganisir penggunaan istilah-istilah khusus. Kata Kerja Operasional (KKO) yang sering digunakan yaitu: menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung, membuktikan, dan lainnya. Soal di level 2 ini dimungkinkan termasuk kategori sedang atau sulit, namun demikian bukan termasuk soal-soal HOTS.   Pengembangan Soal Level Kognitif 3 Pada level ini mencakup 3 tingkat yaitu C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), C6 (Mengkreasi). Karakteristik soal pada level 3: Menunjukkan pengetahuan & pemahaman lebih luas terkait materi pelajaran & juga penerapan ide maupun konsep untuk kondisi serupa maupun kondisi berbeda. Melakukan analisis, sintesis & evaluasi terhadap gagasan & informasi teraktual. Menjabarkan hubungan konseptual sebuah gagasan & informasi teraktual. Membuat penafsiran & penjelasan gagasan kompleks suatu ilmu pelajaran. Menyampaikan gagasan nyata & akurat menggunakan istilah (terminologi) yang benar. Melakukan pemecahan masalah menggunakan berbagai cara & variabel yang berkaitan. Membuat demonstrasi hasil pemikiran orisinal. Level ini merupakan level soal HOTS. Soal tidak selalu soal sulit, tetapi menuntut siswa menggunakan logika atau penalaran untuk mengambil keputusan, memprediksi, menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah. KKO yang digunakan adalah menguraikan, mengorganisir, membandingkan, menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbarui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah.   Itu tadi 3 KKO untuk pembuatan soal berdasarkan level kognitif. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel di bawah ini. Semoga bermanfaat 🙂   Ingin Tau Cara Kerja Aplikasi Presensi Melalui Selfie? Simak Videonya:  

Standard

Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah

Pengertian Kurikulum Merdeka Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pengembangan intrakurikuler yang beragam. Pada kurikulum ini, peserta didik akan memiliki banyak waktu dalam mendalami konsep pembelajaran dan mengembangkan potensinya masing-masing.  Pada kurikulum ini memberikan kesempatan guru untuk bebas memilih perangkat atau media pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dipilih oleh guru ini bisa disesuaikan dengan minat dan kebutuhan belajar peserta didik. Kurikulum merdeka ini sejalan dengan konsep merdeka belajar. Dimana peserta didik tidak dipaksa mempelajari pelajaran yang tidak sesuai dengan minatnya. Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar sesuai minat dan kebutuhan belajarnya masing-masing. Pembelajaran dalam kurikulum merdeka ini berbasis pada proyek dan studi kasus. Peserta didik mempelajari isu-isu yang ada di lingkungannya, kemudian membuat proyek untuk bisa memberikan solusi atas isu-isu tersebut. Ini membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Peserta didik bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ini yang menjadi kelebihan kurikulum merdeka, aktif dan relevan. Karakteristik Kurikulum Merdeka Pembelajaran berbasis proyek Pembelajaran pada kurikulum ini adalah pembelajaran berbasis proyek. Tujuannya adalah untuk memperkuat karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Fokus pada materi esensial Kurikulum merdeka ini berfokus pada materi esensial. Ini membuat siswa bisa punya banyak waktu belajar secara kontekstual. Siswa jadi lebih banyak bernalar dan kreatif dalam proses pembelajaran. Fleksibilitas bagi guru Guru bisa fleksibel melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan dan capaian belajar masing-masing muridnya. Guru juga bisa leluasa melakukan penyesuaian secara kontekstual dan berdasarkan muatan lokal.   Baca Juga: 4 Inovasi Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Sekolah   Implementasi Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek memberikan kesempatan selama dua tahun ini kepada sekolah untuk mempelajari lebih lanjut tentang kurikulum merdeka. Penerapannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing. Agar pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka berjalan baik, tentu pihak sekolah harus siap terlebih dahulu. Kesiapan yang harus ada di sekolah. Kepala sekolah harus siap mengawal pelaksanaan kurikulum merdeka ini, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.  Guru bertugas sebagai fasilitator yang memberikan kesempatan peserta didiknya untuk belajar sesuai minat dan bakatnya. Guru bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuat rencana belajarnya sendiri. Dalam kurikulum merdeka, setiap peserta didik bebas belajar sesuai minat dan bakatnya. Jadi, merekalah yang membuat rencana belajar. Berikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk memilih metode belajarnya. Peserta didik juga diberikan kebebasan memilih sumber belajarnya sendiri. Jangan lupa untuk memfasilitasi metode belajar setiap peserta didik sesuai fase belajarnya. Lakukan pembelajaran yang sesuai dengan capaian hasil belajar masing-masing peserta didik. Di akhir periode pembelajaran, ajak peserta didik membuat proyek. Lakukan pembelajaran berbasis proyek. Dorong peserta didik untuk membuat proyek dari isu-isu yang ada disekitarnya dan berdasarkan apa yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Lakukan refleksi setiap selesai pembelajaran. Refleksi belajar adalah bagian penting dalam kurikulum merdeka ini. Melalui refleksi belajar ini, peserta didik akan tahu sejauh mana kemampuannya. Peserta didik akan tahu kemampuan apa yang bisa dipertahankan. Dan kemampuan apa yang belum dikuasai. Refleksi bisa menjadi acuan untuk pembelajaran berikutnya. Agar, pada proses pembelajaran berikutnya, peserta didik bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Sumber: Kejarcita Itu tadi implementasi dari kurikulum merdeka di sekolah. Semoga bermanfaat 🙂   Ingin Tau Cara Kerja Aplikasi Presensi Melalui Selfie? Simak Videonya:

Standard

4 Inovasi Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Sekolah

Murid yang berprestasi dihasilkan oleh sekolah berkualitas. Untuk bisa menciptakan sekolah berkualitas dan maju ada banyak faktor pendukungnya mulai dari yang terpenting adalah peran guru, fasilitas, lingkungan belajar, dan pemimpin sekolah.  Kenapa peran pemimpin sekolah sangat penting? Pemimpin sekolah merupakan pemimpin sekaligus manajer yang sangat menentukan kesuksesan sebuah sekolah. Dalan manajemen sekolah, seorang kepala harus bisa meningkatkan produktivitas sekolah itu sendiri yang dilihat dari prestasi dan suasana pendidikan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, dipaparkan lima kompetensi standar kepala sekolah atau madrasah. Kelima kompetensi itu adalah kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Lantaran berperan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kepala sekolah haruslah memenuhi kelima kompetensi di atas.   Inovasi kurikulum Selain pembelajaran pada umumnya. Ada ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa. Bangun kerjasama dengan lembaga lain sesuai ekstra agar ilmu yang didapat tetap terupdate. Contoh ekstra: robotic, research, teknologi informasi, kelas seni digital (ilustrasi).   Baca Juga: Tips Guru: Buat Ujian Lebih Menyenangkan dengan Bantuan QR   Inovasi pengelolaan fasilitas Pengelolaan fasilitas menjadi inovasi wajib dilakukan kepala sekolah, melalui kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua siswa (komite sekolah), demi terciptanya sarana dan prasarana yang berkualitas. Beberapa contohnya seperti pembangunan gedung, laboratorium baru sampai komputerisasi berbagai kebutuhan sekolah.   Inovasi keuangan Prof. Dr. h. Nanang Fattah, M. Pd menyebutkan bahwa konsep inovasi pengelolaan keuangan yang bisa diterapkan kepala sekolah adalah self managing school. Lewat konsep ini, kepala sekolah melibatkan bawahannya agar pengelolaan keuangan sekolah bisa maksimal. Misalkan saja pos pengeluaran dipegang satu staf khusus, sementara pembelanjaannya diserahkan ke guru dan karyawan lain sehingga tercipta open management yang baik.   Inovasi pembelajaran Kepala sekolah tentu ingin sekolah yang dipimpin bisa menghasilkan lulusan berkualitas. Agar terwujud, kepala sekolah harus berkoordinasi dengan para guru agar strategi pembelajaran di kelas inovatif. Lupakan cara belajar konvensional dimana guru harus menerapkan di depan keras terus. Kembangkan model rotation class, team teaching, guru bidang studi hingga grup kelas.   Membimbing dan Memfasilitasi Siswa untuk Mengikuti Perlombaan Mengikuti perlombaan bahkan memenangkannya akan meningkatkan awareness masyarakat terhadap sekolah. Dengan membimbing dan memfasilitasi siswa dalam mengikuti perlombaan juga menunjukkan bahwa pihak sekolah sangat mendukung minat dan bakat siswanya, sehingga dapat menjadi daya tarik lain dari sekolah.    Itu tadi beberapa inovasi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki mutu sekolah. Semoga memberikan manfaat 🙂   Ingin Tau Cara Kerja Aplikasi Presensi Melalui Selfie? Simak Videonya:

Standard

Tips Guru: Buat Ujian Lebih Menyenangkan dengan Bantuan QR

Ujian menjadi satu syarat dalam mencapai kemampuan siswa, selain pemahaman saat di kelas atau di luar kelas sehari-hari. Ada cara terbaru yang dapat membuat pandangan siswa tentang ujian tidak menjadi mengerikan tetapi malah menyenangkan. Mau tau ujian seperti apa ya yang membuat siswa senang? Yuk simak tips guru berikut. Buka web, ketik Quizizz Bila belum memiliki akun, klik sign up Isi segala ketentuan pendaftaran akun Masuk ke aplikasi Quizizz, klik log in Isi dengan email dan password yang digunakan ketika mendaftar akun Tentukan model kuis, bisa membuat sendiri dengan klik create my quiz Baca Juga: Permudah Administratif Guru dengan Jurnal Mengajar Online Adapun cara penggunaan dari aplikasi Quizizz adalah sebagai berikut, Masuk ke www.quizizz.com Klik tulisan log in Jika sudah masuk, kemudian buat kuis, pada tulisan “create” Pilih teleport dari Library atau Creat a new question dan akan muncul tampilan seperti di bawah Masukkan nama kuis, contoh : Pelajaran Agama Islam Tuliskan pertanyaan pada kolom yang tersedia, “Type Your Question Here”, lalu masukkan opsi jawaban (apabila menggunakan multiple choice/pilihan ganda) pada kolom “type an answer options here” Beri tanda centang, kolom jawaban yang benar Kemudian atur durasi mengerjakan dalam setiap soal Klik save Kemudian, setting quiz. Klik kata “Setting” maka akan muncul tampilan quiz detail (aturlah kelas berapa kuis itu akan di tujukan), lalu klik save Kemudian, muncul tampilan berikutnya, pilihlah “ Homework”, apabila hendak digunakan sebagai PR, serta pilih “ Play Live”, apabila hendak digunakan sekarang. Masukkan deadline atau batas waktu mengerjakan (atur tanggal serta jam) lalu klik “ Proceed” Kemudian, muncul tampilan berikutnya, yaitu kode yang digunakan untuk masuk dalam pengerjaan kuis. Kemudian membuka Link http://quizizz.com/admin/ Itu tadi tips guru untuk membuat ujian agak tidak monoton dengan kertas. Bisa ajak siswa lebih rileks dengan ujian menggunakan QR.     Ingin Tau Cara Kerja Aplikasi Presensi Melalui Selfie? Simak Videonya: Coba Demonya di demo.adminsekolah.net  

Standard

Permudah Administratif Guru dengan Jurnal Mengajar Online

Permudah Administratif Guru dengan Jurnal Mengajar Online 🙂 Sekarang adminsekolah sudah dilengkapi dengan Fitur “Jurnal Mengajar”. Semakin mudah melakukan kegiatan administratif guru dalam satu aplikasi. Guru tidak repot mengisi jurnal manual, cukup mengisi dalam aplikasi adminsekolah. Jurnal dapat dicetak otomatis 👍 Tertarik? Segera hubungi admin kami ya 🙂 Info Selengkapnya: Telp/Wa : 0812-3364-0003 / wa.me/6281233640003 Website : adminsekolah.net FP | IG | YT : @AdminSekolahNet Layanan Zoom: https://bit.ly/aszoomsesi1 https://bit.ly/aszoomsesi2

Tim CS kami ada di sini untuk menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!