Tag: #AdminSekolah

shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
Standard

πƒπšπ©πšπ­π€πšπ§ 𝐃𝐒𝐬𝐀𝐨𝐧 πŸ•% 𝐬𝐩𝐞𝐬𝐒𝐚π₯ 𝐝𝐒 𝐏𝐞𝐀𝐚𝐧 π“πžπ«πšπ€π‘π’π« π‘πšπ¦πšππ‘πšπ§!!!

Promo adminsekolah πƒπšπ©πšπ­π€πšπ§ 𝐃𝐒𝐬𝐀𝐨𝐧 πŸ•% 𝐬𝐩𝐞𝐬𝐒𝐚π₯ 𝐝𝐒 𝐏𝐞𝐀𝐚𝐧 π“πžπ«πšπ€π‘π’π« π‘πšπ¦πšππ‘πšπ§!!! πƒπšπ©πšπ­π€πšπ§ 𝐃𝐒𝐬𝐀𝐨𝐧 πŸ•% 𝐬𝐩𝐞𝐬𝐒𝐚π₯ 𝐝𝐒 𝐏𝐞𝐀𝐚𝐧 π“πžπ«πšπ€π‘π’π« π‘πšπ¦πšππ‘πšπ§!!! Rayakan Kemenangan Ramadhan dengan THR Berlimpah!Β π‡π€ππ˜π€ ππ„π‘π‹π€πŠπ” πƒπˆ 𝐓𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀𝐋 πŸ– π€ππ‘πˆπ‹ πŸπŸŽπŸπŸ’!!!Β Jangan lewatkan kesempatan ini!Yakin nggak mau ambil?? Yang bener aje?!! Rugi dong!!Β Segera hubungi admin di +62-812-3364-0003 (WA) dan dapatkan THR-nya!!!#eKlinik #PromoTHR #THR #TunjanganHariRaya #PromoRamadan #PromoRamadhan #Promobulanpuasa #aplikasiklinik Dapatkan Promo Sekarang

Standard

✨PROMO THR 2024✨

✨PROMO THR 2024✨ Dapatkan Diskon spesial di Pekan Ramadhan! Rayakan Kemenangan Ramadhan dengan THR Berlimpah! Pilih DISKON-mu 21% , 14%, 7%Β  Makin Cepat, Makin Hemat!! βœ… Berlaku untuk pelanggan Baru!!! βœ… Berlaku untuk semua pembelian paket Admin Sekolah βœ… Berlaku hanya di hari itu juga! Jangan lewatkan kesempatan ini!πŸ’Έ πŸ€” Apa yang akan Anda peroleh? πŸ€” βœ… Tersedia 3 Paket untuk Menunjang Kebutuhan Sekolah βœ… Mobile Wali & Pegawai βœ… Pembayaran Online βœ… Free Pelatihan Online βœ… Integrasi Ekosistem Digital βœ… Dan layanan terbaik lainnya Yakin nggak mau ambil?? Yang bener aje?!! Rugi dong!! Segera dapatkan THR-nya!!! Hubungi admin kami di : πŸ“² Telp/WA : +62822-1080-0001 🌐 Website : adminsekolah.net #AdminSekolah #PromoTHR #THR #TUnjanganHariRaya #PromoRamadan #PromoRamadhan #Promobulanpuasa #DigitalisasiSekolah #SekolahUnggul Dapatkan Promo Sekarang

Standard

HALO INDOWEB!

Promo adminsekolah Hallo Indoweb Dalam rangka optimalisasi sistem Ticketing Support, FAQ, Dokumentasi, dan Knowledge Base di semua produk Indoweb, maka semua layanan bantuan akan diintegrasikan dalam satu platform support center, yaitu www.halo.indoweb.id ,sebuah layanan bantuan yang terintegrasi, disediakan untuk menjawab dan membantu masalah yang dihadapi pelanggan. Layanan akan dikembangkan untuk support ke notifikasi Whatsapp, group WhatsApp, telegram, email, web chat, akun X, dan mobile android serta channel yang lain. Meskipun demikian, pelanggan tetap dapat menghubungi layanan call center Indoweb melalui wa.me/6282210880001 Terima kasih telah memilih produk Indoweb untuk membantu memberikan solusi ekosistem digital di perusahaan, pesantren, dan sekolah Anda! Dapatkan Promo Sekarang

Standard

Memahami Lebih Dalam Kurikulum Merdeka SMK

Pada tahun 2021, Pemerintah Indonesia meluncurkan Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari upaya reformasi pendidikan. Kurikulum Merdeka SMK bertuuan untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal dan potensi peserta didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK merupakan satuan pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten untuk bekerja sesuai dengan keahliannya, bertujuan agar dapat sukses bekerja dalam lingkungan pekerjaan yang relevan. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh SMK dan pemangku kepentingan pendidikan adalah memastikan keterserapan lulusan di dunia kerja. Penguatan keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan non-teknis (soft skill) menjadi kunci utama untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penempatan kerja bagi lulusan SMK. Adanya pembelajaran langsung di dunia kerja menjadi suatu kebutuhan bagi peserta didik SMK. Adanya pembelajaran langsung di dunia kerja menjadi suatu kebutuhan bagi peserta didik SMK agar dapat mengasah kompetensi danmemperkuat budaya kerja mereka. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang erat antara SMK dan dunia kerja untuk mencapai tujuan ini. Kegiatan pembelajaran pada SMK di Kurikulum Merdeka ini ada beberapa hal yang berubah terkait pengelompokkan mata pelajaran, jumlah jam mata pelajaran, program keahlian dan kompetensi keahlian. Berikut adalah beberapa poin utama terkait struktur Kurikulum Merdeka SMK: Kemandirian Sekolah: Kurikulum Merdeka memberikan kewenangan lebih kepada sekolah dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa, serta mengacu pada standar kompetensi. Penguatan Keahlian dan Kompetensi: Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan keahlian dan kompetensi sesuai dengan bidang kejuruan di SMK. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan lulusan untuk terjun langsung ke dunia kerja. Baca juga:Β Kurikulum Merdeka di SMA: Kenali Karakteristik dan Strukturnya Integrasi Mata Pelajaran: Kurikulum Merdeka mendorong integrasi mata pelajaran untuk memberikan pemahaman yang holistik kepada siswa. Pembelajaran tidak hanya berfokus pada satu bidang, melainkan mencakup aspek multidisiplin. Pengembangan Keterampilan Digital: Selain keahlian teknis, Kurikulum Merdeka SMK juga menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Penggunaan Teknologi: Kurikulum Merdeka memperhatikan peran teknologi dalam pembelajaran. Pemanfaatan teknologi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual: Pembelajaran dirancang untuk relevan dengan konteks kehidupan sehari-hari dan kebutuhan industri setempat. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang aplikasi praktis dari pengetahuan yang mereka peroleh. Pemetaan dan Evaluasi Kompetensi: Kurikulum Merdeka menekankan pada pemetaan dan evaluasi kompetensi yang terintegrasi. Siswa akan dinilai berdasarkan pencapaian kompetensi yang sesuai dengan bidang keahlian yang mereka pilih. Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Pembelajaran intrakurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dialokasikan dari total JP mata pelajaran umum dan beberapa mata pelajaran pilihan per tahun. Pembelajaran intrakuler di SMK/MAK pun terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kelompok mata pelajaran umum dan kejuruan. Kelompok Umum Bidang mata pelajaran memiliki peran penting dalam membentuk murid menjadi individu yang utuh sesuai dengan tahap perkembangannya. Harapannya, murid dapat menginternalisasi norma-norma kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat, serta sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok umum: 1.Proyek IPAS mencakup mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan literasi sains dengan memfokuskan pada aspek-aspek ilmu pengetahuan alam dan sosial. Materi yang disampaikan dalam mata pelajaran ini diintegrasikan ke dalam tema-tema kehidupan yang bersifat kontekstual dan aktual. 2. Bahasa Inggris dan Matematikadi kelas 10 mencakup materi umum dan dasar. Namun, di kelas 11 dan 12, dua mata pelajaran ini menekankan pendalaman materi secara kontekstual terkait dengan substansi kejuruan pada masing-masing Program Keahlian. 3. Mata pelajaran Informatika dirancang serupa dengan satuan pendidikan lain, tetapi memiliki fleksibilitas untuk disesuaikan dengan Program Keahlian peserta didik. Kelompok Kejuruan Kelompok mata pelajaran ini berperan penting dalam membentuk murid agar memiliki kompetensi sesuai dengan perkembangan dunia kerja, serta mendapatkan pemahaman yang baik tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Beberapa mata pelajaran dalam Kelompok Kejuruan di SMK/MAK melibatkan: 1. Mata Pelajaran Kejuruan: Pada tingkat kelas 10, fokus mata pelajaran kejuruan adalah pada pembelajaran dasar-dasar Program Keahlian. Sedangkan di kelas 11 dan 12, materi melibatkan kelompok unit kompetensi yang dikembangkan secara lebih teknis, sesuai dengan Konsentrasi Keahlian yang dipilih oleh siswa. 2. Mata Pelajaran Kreatif dan Kewirausahaan: Mata pelajaran ini berfungsi sebagai wadah bagi siswa untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang mereka kuasai. Hal ini diwujudkan melalui pembuatan produk atau layanan jasa secara kreatif dan memiliki nilai ekonomis. 3. Mata Pelajaran Pilihan: Siswa memiliki kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan rencana pengembangan diri mereka. Pilihan ini dapat melibatkan mendalami mata pelajaran kejuruan di dalam konsentrasi keahliannya, mata pelajaran kejuruan lintas konsentrasi keahlian, mata pelajaran umum, atau mata pelajaran kelompok pilihan yang diajarkan di fase F SMA/MA. Berikut ini tabel mata pelajaran untuk Kurikulum Merdeka SMK: Ingin mengelola kegiatan administrasi dan keuangan sekolah dengan sistem digital? Coba Demonya secaraΒ GRATISΒ di demo.adminsekolah.net atau Hubungi admin kami untuk agendakan Zoom diΒ 0812-3364-0003

Standard

Kebijakan Sekolah Adiwiyata Menuju Sekolah Berkelanjutan

Program Adiwiyata adalah inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mendorong sekolah-sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Adiwiyata berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Bumi yang Berbudaya.” Kebijakan sekolah Adiwiyata mendorong pembentukan sekolah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam kurikulum dan aktivitas sehari-hari.Β  Dalam istilah, Adiwiyata merujuk pada tempat yang luas dan optimal bagi individu untuk mendapatkan pengetahuan, norma, dan etika, sebagaimana tercatat dalam sebuah buku. Sebuah sekolah Adiwiyata adalah lembaga pendidikan yang mengamalkan gaya hidup peduli lingkungan. Tujuan utama Sekolah Adiwiyata adalah meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan anggota sekolah, sehingga mereka dapat ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dengan tanggung jawab yang baik. Berikut beberapa poin utama kebijakan sekolah Adiwiyata: Pengelolaan Lingkungan Sekolah: Sekolah Adiwiyata harus memiliki komitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah. Ini mencakup pemeliharaan taman, kebun, dan fasilitas-fasilitas hijau lainnya. Pengelolaan limbah juga menjadi fokus, dengan sekolah diharapkan memiliki sistem daur ulang dan pengelolaan sampah yang efisien. Implementasi sistem daur ulang dan pengelolaan sampah yang efisien merupakan bagian integral dari kebijakan Adiwiyata. Sekolah diharapkan memiliki fasilitas daur ulang dan mengajarkan siswa cara memilah sampah serta mengurangi produksi limbah. Integrasi Nilai Lingkungan dalam Kurikulum: Kurikulum sekolah harus mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Ini dapat mencakup mata pelajaran khusus. Integrasi nilai lingkungan dapat dilakukan dengan menyematkan konsep-konsep lingkungan dalam mata pelajaran yang sudah ada, seperti matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan. Contohnya, matematika dapat memasukkan studi kasus terkait penggunaan energi atau analisis dampak lingkungan. Proyek-proyek penelitian, mendorong siswa untuk melakukan proyek penelitian dan karya tulis tentang isu-isu lingkungan akan membantu mereka memahami dampak manusia terhadap lingkungan dan mencari solusi berkelanjutan. Dan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pelestarian lingkungan. Kegitan lapangan dan observasi alam juga termasuk dalam kegiatan siswa untuk membentuk sekolah Adiwiyata. Mengadakan kegiatan lapangan dan observasi alam dapat menjadi metode yang efektif untuk membantu siswa menghubungkan teori yang mereka pelajari dengan realitas di lapangan. Ini dapat mencakup kunjungan ke taman nasional, kebun binatang, atau lokasi lain yang mendukung pemahaman konsep lingkungan. Baca juga: Perbandingan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum 13 (K-13) Penghematan Energi dan Air: Sekolah diharapkan untuk mengadopsi praktik penghematan energi dan air. Ini bisa melibatkan pemilihan peralatan listrik yang efisien, kampanye hemat air, dan pendidikan terkait kebijakan ini kepada siswa dan staf. Kebijakan Adiwiyata mendorong penggunaan energi dan air yang efisien di lingkungan sekolah. Ini dapat melibatkan kampanye hemat energi, pemilihan peralatan hemat energi, serta pengelolaan air yang bijak. Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Peningkatan kesadaran pada lingkungan dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, lokakarya, dan kampanye sosial, sekolah harus meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa, staf, dan masyarakat sekolah. Melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari kebijakan Adiwiyata. Hal ini membantu sekolah untuk secara berkala mengevaluasi dampak lingkungan dari kegiatan-kegiatan mereka dan membuat perubahan yang diperlukan. Keterlibatan siswa dan staf sekolah untuk berpatisipasi aktif dalam upaya pelestarian lingkungan ini dapat melibatkan penyelenggaraan kegiatan lingkungan, pelatihan, dan promosi perilaku berkelanjutan.melibatkan penyelenggaraan kegiatan lingkungan, pelatihan, dan promosi perilaku yang mmenjadi kebiasaan baik di lingkungan sekolah. Kerjasama dengan Komunitas: Sekolah Adiwiyata diharapkan untuk bekerja sama dengan komunitas sekitar dalam upaya pelestarian lingkungan. Ini bisa melibatkan partisipasi dalam program-program lingkungan yang diadakan oleh pemerintah daerah atau LSM setempat. Pengembangan Keterampilan dan Sikap Berkelanjutan: Pendidikan Adiwiyata juga mencakup pengembangan keterampilan dan sikap berkelanjutan di antara siswa. Ini melibatkan pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai lingkungan, dan pengembangan keterampilan untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan. Melakukan pelatihan kepada guru terkait dengan konsep dan strategi pembelajaran bekerlanjutan. Ini mencakup metode pengajaran, pemahaam isu-isu lingkungan, dan integrasi nilai-nilai bekellanjuutan ke dalam kurikulum. Guru juga berperan dalam mendorong pembentukan karakter berkelanjutan di kalangan siswa, termasuk dalam pembelajaran nilai-nilai speerti tanggung jawab, keadilan, kerjasama, dan kepedulian terhadap lingkungan. Penghargaan Adiwiyata: Pemerintah memberikan penghargaan Adiwiyata kepada sekolah yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip kebijakan ini secara efektif. Penghargaan ini mencakup status sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional atau Provinsi. Kebijakan Adiwiyata memberikan penghargaan kepada sekolah yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Penghargaan ini dapat memberikan insentif dan pengakuan atas usaha dan prestasi sekolah dalam melestarikan lingkungan. Penting untuk diingat bahwa implementasi kebijakan Adiwiyata dapat bervariasi antara sekolah-sekolah, tetapi prinsip-prinsip tersebut menyediakan pedoman umum untuk menciptakan lingkungan sekolah yang berkelanjutan dan peduli lingkungan. Dengan menerapkan kebijakan Adiwiyata, sekolah dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya fokus pada pengembangan akademis, tetapi juga memupuk kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial di kalangan siswa dan staf.   Ingin mengelola kegiatan administrasi dan keuangan sekolah dengan sistem digital? Coba Demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net atauΒ  Hubungi admin kami untuk agendakan Zoom di 0812-3364-0003

Standard

Perbandingan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum 13 (K-13)

Kurikulum merdeka belajar (KMB) adalah inisiatif pendidikan yang diperkenalkan oleh Kemendikbudristek Indonesia. Diperkenalkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan global. Kemendikbudristek mengeluarkan Kurikulum Merdeka untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi COVID-19 mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang sudah siap. Kondisi pembelajaranΒ  pasca dilanda pandemi COVID-19 perlu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan kurikulum, yang paling menonjol adalah Kurikulum Merdeka sebagai langkah pemerintah untuk menghindari krisis pendidikan akibat pandemi. Sebelum adanya Kurikulum Merdeka, Kurikulum 13 (K-13)Β  yang menjadi rujukan Pendidikan Nasional saat ini yang sepenuhnya mendorong pembelajaran berpusat pada siswa.Β  Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis kompetensi, yang menekankan pada pengembangan keterampilan dan coping skill siswa dalam menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini dicapai dengan memberikan bimbingan di kelas mengenai keterampilan praktis, seperti keterampilan komunikasi, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan kemampuan beradaptasi. Perbedaan antara Kurikulum 13 (K-13) dan Kurikulum Merdeka Belajar mencerminkan evolusi dalam pendidikan Indonesia. Sementara K-13 lebih terstruktur dengan pendekatan kompetensi, Kurikulum Merdeka Belajar memberikan lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas bagi siswa. Masing-masing memiliki tujuan dan karakteristiknya sendiri, dan pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan dan visi pendidikan yang diinginkan bagi para siswa Indonesia. Berikut ini perbedaan dari Kurikulum Merdeka Belajar dan k13: Prinsip Utama dari Kurikulum Kurikulum Merdeka Belajar Mendorong kemandirian dan keberagaman peserta didik dalam proses belajar. Fokus pada pembelajaran berbasis proyek. Menekankan pada pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Mendorong pengembangan karakter dan soft skills. Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Fleksibilitas dalam pemilihan mata pelajaran. Memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menyusun kurikulum sesuai kebutuhan lokal. Kurikulum 13 (K-13) Relevansi dan Kontekstual menyesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal peserta didik Pembelajaran Aktif mendorong peserta didik menjadi mandiri Pendekatan Tematik, menyatukan konsep-konsep dalam tema-tema yang lebih besar Pengembangan Karakter berfokus pada pembentukan karakter positif peserta didik Berorientasi pada Hasil dan Kompetensi Penilaian Beragam Pengembangan Profesional Guru, mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pembimbing Struktur Kurikulum Kurikulum Merdeka Belajar Mata Pelajaran Wajib dan Pilihan: Terdapat keseimbangan antara mata pelajaran wajib dan pilihan untuk memberikan variasi pada kurikulum. Pembelajaran Daring dan Luring: Menggabungkan pembelajaran online dan offline untuk meningkatkan fleksibilitas. KTSP yang Lebih Fleksibel: Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah.   Baca juga: Kurikulum Merdeka di SMA: Kenali Karakteristik dan Strukturnya   Kurikulum 13 (K13) Mata Pelajaran Wajib dan Muatan Lokal: Terdiri dari mata pelajaran wajib yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan muatan lokal untuk memperkuat identitas lokal. Pendekatan Tematik: Menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan berbagai konsep. Kurikulum Peningkatan Kualitas GuruΒ  Kurikulum Merdeka Belajar Peningkatan kualitas guru merupakan aspek penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka BelajarΒ  Pelatihan dan Pengembangan: Guru mendapatkan pelatihan untuk mendukung perubahan pendekatan pembelajaran. Peran Guru Sebagai Fasilitator: Guru diharapkan menjadi fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran. Kurikulum 13 (K-13) Memberikan dukungan dan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka. Mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Kurikulum Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam Kurikulum 2013 (K-13) di Indonesia. Pembentukan Karakter: Fokus pada pembentukan karakter melalui pendidikan agama dan moral. Pengembangan Karakter Positif: Menekankan pengembangan karakter positif pada peserta didik. Pengembangan Kemampuan Sosial: Membangun kemampuan sosial peserta didik seperti empati, komunikasi efektif, dan kepemimpinan. Kurikulum Penilaian Kurikulum Merdeka Belajar Penilaian Berbasis Kompetensi: Fokus pada pengukuran kompetensi peserta didik. Penggunaan Portofolio dan Proyek: Implementasi penilaian melalui portofolio dan proyek. Kurikulum 13 (K-13) Sistem Penilaian Beragam: Menggunakan berbagai bentuk penilaian, termasuk ujian nasional. Penilaian Kompetensi dan Sikap: Memberikan penilaian terhadap kompetensi dan sikap peserta didik. Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk memperkuat karakter dan moral siswa, sementara tujuan dari K13 adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan siswa dalam berbagai bidang. Berikut tabel perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 13 (K-13) Tabel Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum 13 Aspek Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) Kurikulum 2013 (K-13) Fokus Pembelajaran Pembelajaran berbasis proyek Pendekatan tematik Prinsip Pembelajaran Kemandirian, keberagaman, karakter Pembentukan karakter, moral Struktur Kurikulum Fleksibel, KTSP lebih terbuka Tematik, muatan lokal Penggunaan Teknologi Mengintegrasikan teknologi Pemanfaatan teknologi Penilaian Berbasis kompetensi, portofolio Beragam, ujian nasional Koneksi dengan Industri Kolaborasi dengan dunia industri Tidak terlalu menekankan Peningkatan Kualitas Guru Pelatihan dan pengembangan guru Pembinaan karakter guru Perbedaan dari Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13 (K-13) mulai dari pendektan pembelajran yang berbeda menekankan pembelajaran berbasis proyek, kemandirian, dan keberagaman sedangkan K-13 menonjolkan pendekatan tematik dengan fokus pada pembentukan karakter dan moral peserta didik, dan struktur kurikulum yang lebih terstandar. Implementasi dan efektivitas kedua kurikulum ini dapat terus berubah dan berkembang seiring waktu. Bagaimana pun Pemerintah dan Kemendikbudristek berusaha sebaik mungkin untuk mencerdaskan generasi bangsa. Dengan memuat kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai suatu konsep yang harus mampu menjawab semua tantangan yang ada di mana kurikulum diterapkan.   Ingin mengelola kegiatan administrasi dan keuangan sekolah dengan sistem digital? Coba Demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net atauΒ  Hubungi admin kami untuk agendakan Zoom di 0812-3364-0003

Standard

Kurikulum Merdeka di SMA: Kenali Karakteristik dan Strukturnya

Mulai tahun ajaran 2022/2023 mulai dikenalkan dengan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yaitu β€œKurikulum Merdeka”. Kemendikbudristek memaparkan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan pada pendidik untuk menciptakan pembelajaran bekualitas. Yang diharapkan bisa sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini adalah pilihan, maka setiap sekolah mempunyai pilihan untuk melaksanakannya atau tidak. Konsep “Kurikulum Merdeka” mungkin dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah atau guru dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Pergeseran ke arah kurikulum yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dapat menjadi suatu langkah untuk meningkatkan efektivitas pendidikan. Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik yaitu pengembangan soft skill dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar pancasila. Diharapkan siswa memilikiΒ  kemampuan untuk memecahkan masalah. Karakteristik selanjutnya yaitu fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi. Diharapkan untuk peserta didik mampu mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Pembelajaran yang fleksibel memberikan keleluasaan bagi guru untuk melakukan pemberian materi sesuai dengan tahapan pencapaian perkembangan masing-masing peserta didik.   baca juga: Istilah-Istilah dalam Kurikulum Merdeka yang Wajib Diketahui Pengajar   Diharapkan dengan adanya kurikulum baru ini, seluruh sekolah di Indonesia bisa mmeberikan siswa kebebasan untuk mengembangkan bakat, minat, dna kemampuan yang dimiliki. Selaiin itu, Kurikulum Merdeka juga memberikan kebebasan kepada guru/pengajar dengan memilih perangkat ajar sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Penerapan Kurikulum Merdeka ternyata memiliki banyak keunggulan. Keunggulan yang pertama adalah lebih sederhana dan mendalam. Dikatakan lebih sederhana karena lebih fokus pada materi yang esensial dan juga pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kurikulum ini dianggap lebih merdeka. Ini dikarenakan sudah tidak ada program peminatan IPA, IPS atau bahasa. Peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan bakat, minat dan aspirasinya. Beberapa prinsip umum yang dapat dicakup dalam struktur Kurikulum Merdeka melibatkan: Pada umumnya, konsep “Kurikulum Merdeka” menekankan fleksibilitas dan kebebasan dalam merancang struktur kurikulum. Meskipun implementasinya mungkin berbeda di setiap institusi. Kurikulum Merdeka SMA sendiri yaitu kurikulum yang diterapkan pada jenjang pendidikan SMA dengan kegiatan belajar mengajar yang lebih fleksibel, mulai dari segi alokasi waktu hingga materi pelajaran, tapi tetap berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Fleksibilitas: Memberikan keleluasaan kepada sekolah, guru, dan siswa untuk memilih atau merancang materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan lokal dan kondisi sekolah. Memungkinkan adaptasi kurikulum untuk mencakup perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan dan masyarakat. Integrasi Mata Pelajaran: Mendorong pendekatan lintas mata pelajaran untuk merangsang pemikiran kreatif dan pemecahan masalah. Menyatukan berbagai bidang studi untuk menciptakan pemahaman yang holistik. Keterampilan Hidup: Menekankan pengembangan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan literasi digital. Mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan praktis. Pemahaman Holistik: Mengintegrasikan aspek-aspek pendidikan karakter, etika, dan nilai-nilai moral ke dalam kurikulum. Memperhatikan perkembangan seluruh aspek peserta didik, termasuk aspek sosial, emosional, dan fisik. Kemitraan dengan Masyarakat: Mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam proses pembelajaran. Mengintegrasikan pengetahuan lokal dan kebijakan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi yang Holistik: Menilai bukan hanya berdasarkan ujian tertulis, tetapi juga melibatkan penilaian keterampilan, proyek, dan portofolio. Mempertimbangkan perkembangan peserta didik secara menyeluruh, termasuk aspek karakter dan keterampilan non-kognitif.   Struktur Kurikulum Merdeka SMA terbagi atas dua fase, yaitu fase E untuk kelas X dan fase F untuk kelas XI dan XII.Β  Struktur Kurikulum Merdeka SMA Kelas X (Fase E) Pada awal kurikulum, mata pelajaran IPA dibagi menjadi tiga kategori: biologi, kimia, dan biologi. Namun dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran bahasa IPA tidak dianggap sebagai pembelajaran bahasa yang lebih terspesialisasi. Hal serupa juga terjadi di kelas IPS. Meskipun demikian, Kemendikbud tetap menyediakan lingkungan yang mendukung di sekolah agar siswa dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang tepat dalam memahami bagaimana materi pelajaran disusun. Pendekatan yang dapat dilakukan pihak sekolah adalah sebagai berikut: Mengintegrasikan muatan mata pelajaran IPA dan IPS. Mengajarkan muatan mata pelajaran IPA dan IPS secara bergantian dalam blok waktu terpisah. Mengajarkan muatan pelajaran IPA dan IPS secara paralel dengan Jam Pelajaran (JP) terpisah antara satu mata pelajaran dengan lainnya. Selain itu, guru juga perlu membuat pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan pelajaran IPA dan IPS bila memilih pendekatan yang ketiga ini.Β  Struktur Kurikulum Merdeka SMA Kelas XI dan XII (Fase F) Pada fase F untuk kelas XI dan XII, struktur mata pelajaran dibagi menjadi lima kelompok utama, yaitu:Β  Kelompok Mata Pelajaran Umum Semua siswa SMA wajib mengikuti kelompok mata pelajaran umum ini. Kelompok Mata Pelajaran MIPA MIPA terdiri dari Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan Informatika. Setiap sekolah wajib menyediakan paling sedikit tiga mata pelajaran dalam kelompok ini. Kelompok Mata Pelajaran IPS IPS terdiri dari Ekonomi, Antropologi, Geografi, dan Sosiologi. Sama seperti kelompok MIPA, setiap sekolah wajib menyediakan paling sedikit tiga mata pelajaran dalam kelompok ini. Kelompok Mata Pelajaran Bahasa dan Budaya Kelompok mata pelajaran ini bersifat pilihan. Itu artinya, sekolah bisa memilih untuk membuka kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya atau tidak sesuai dengan ketersediaan SDM di sekolah. Kelompok Vokasi dan Prakarya Kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya juga bersifat pilihan. Sekolah bisa mengadakan mata pelajaran ini atau tidak, tergantung dengan ketersediaan SDM di sekolah.Β    Penting untuk dicatat bahwa struktur kurikulum merdeka dapat sangat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan pendidikan suatu negara atau institusi. Implementasi yang berhasil biasanya melibatkan kolaborasi yang erat antara pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, guru, dan masyarakat.   Ingin mengelola kegiatan administrasi dan keuangan sekolah dengan sistem digital? Coba Demonya secara GRATIS di demo.adminsekolah.net atauΒ  Hubungi admin kami untuk agendakan Zoom di 0812-3364-0003

Standard

Cara Kepala Sekolah Menyelesaikan Konflik

Kepala sekolah memiliki peran sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah. Kepala sekolah dihadapkan kondisi dan masalah yang mengharuskan pengambilan keputusan terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah efektif dan efisien.Β  Strategi Manajemen Konflik Strategi manajemen konflik dibutuhkan untuk memecahkan konflik yang dan menemukan pemecahannya berupa solusi sebagai bentuk pengoptimalan organisasi. Peran kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik tergantung pada pandangan yang dipakai oleh kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik. Hal ini bergantung pada pemimpin organisasi, apakah memiliki pandangan tradisional, behavioral, atau pandangan interaksi dalam memandang organisasi yang dipimpinnya (Soetopo,2012:77). Konflik yang terjadi di sekolah perlu dikelola dengan baik oleh kepala sekolah agar menjadi potensi untuk mengefektifkan organisasi. Menurut Thoha (1995), mengemukakan strategi manajemen konflik secara umum sebagai berikut, 1) strategi menang-kalah, 2) strategi kalah-kalah, dan 3) strategi menang-menang. Dengan menggunakan strategi menang-kalah, satu pihak menang dan satu pihak kalah, termasuk di dalamnya menggunakan wewenang atau kekuasaan untuk menekan slah satu pihak. Bisa jadi, pihak yang kalah akan bertingkah laku non-produktif, kurang aktif, dan tidak mengidentifikasikan dirinya dengan tujuan organisasi. Strategi kalah-kalah berarti semua pihak yang berkonflik menjadi kalah. Strategi ini dapat berupa kompromi (keduanya sama-sama berkorban atas kepentingannya), dan arbitrase (menggunakan pihak ketiga). Kemudian, strategi menang-menang yaitu konflik dipecahkan melalui metode β€œproblem solving” atau pemecahan masalah (Soetopo, 2012:277). Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah dalam menghadapi konflik yang terjadi di sekolah dapat mempertimbangkan berbagai strategi manajemen konflik yang ada disesuaikan dengan kondisi konflik yang sedang dihadapi. Kepala sekolah perlu berpikir positif dalam menyelesaikan suatu konflik dan strategi manajemen konflik menjadi solusi untuk membantu kepala sekolah menyelesaikan konflik di sekolah. Menurut Soetopo (2012:277), suatu hal yang perlu mendapat perhatian dan dianjurkan adalah mulailah dari sikap pasif menuju ke orientasi aktif, dan sangat bergantung pada tingkat kematangan pihak-pihak yang mengalami konflik. Perlu peran kepala sekolah untuk memiliki power merubah perilaku individuΒ  yang dipimpinnya melalui otoritas sebagai seorang pemimpin di sekolah agar dapat menerapkan strategi manajemen konflik yang tepat dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di sekolah. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Manajemen Konflik Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam menyeesaikan suatu konflik yang terjadi di sekolah. Perlakukanlah secara wajar dan alamiah artinya konflik yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan adalah sebagai sesuatu yang wajar dan alamiah. Konflik kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari organisasi, tak perlu dihindari tetapi harus dihadapi pimpinan melalui manajemen konflik. Oleh karena itu pelaksanaan manajemen konflik perlu dilakukan secara wajar dan alamiah sebagaimana pelaksanaan manajemen bidang lainnya (Soetopo,2012:282). Pandanglah konflik sebagai dinamisator organisasi Pandanglah bahwa organisasi tanpa konflik berarti diam, statis, dan tidak mencapai kemajuan yang diharapkan. Namun demikian, konflik yang ada harus ditata sedemikian rupa agar dinamika yang terjadi benar-benar dapat menjadi sesuatu yang positif untuk menghasilkan perubahan sekaligus mendukung perkembangan dan pencapaian tujuan pendidikan (Soetopo,2012:283). Prinsip yang menuntut peran kepala sekolah untuk melihat konflik yang terjadi adalah suatu dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan harus dihadapi dengan strategi yang tepat untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah.   Baca Juga: 10 Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Mutu Pendidikan   Media pengujian kepemimpinan Kapabilitas dan kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah diuji oleh terjadinya konflik yang terjadi di sekolah. Sejauhmana kepala sekolah mampu mengelola dan mengambil keputusan yang dianggap paling tepat dalam menyelesaikan suatu konflik serta mengukur sejauhmana kemampuan sekolah dalam menerapkan manajemen konflik. Kepemimpinan tidak hanya diuji ketika membawa anggota mencapai tujuan berdasarkan rutinitas tugas formal belaka. Kepemimpinan yang bersangkutan akan lebih diuji ketika menghadapi konflik. Melalui manajemen konflik, dirinya akan memiliki kepemimpinan yang dapat diandalkan untuk membawa roda organisasi secara dinamis positif dalam mencapai tujuan di masa mendatang (Soetopo,2012:283). Fleksibilitas tinggi artinya strategi manajemen konflik yang digunakan para pemimpin adalah fleksibel. Pemilihan penggunaan strategi dimaksud sangat bergantung pada, 1) jenis, materi konflik, dan sumber penyebabnya, 2) karakteristik pihak-pihak yang berkonflik, 3) sumber daya yang dimiliki dan mendukung, 4) kultur masyarakat dan iklim organisasi, 5) antisipasi dampak konflik, 6) intensitas dan keluasan konflik (Soetopo,2012:283). Inilah yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai perannya seorang pemimpin di sekolah. Menyelesaikan konflik dan mengelola konflik dengan baik agar pengelolaan sekolah dapat menjadi lebih baik. Langkah-Langkah Dalam Manajemen Konflik Langkah-langkah dalam manajemen konflik yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut: 1) perencanaan analisis konflik, langkah ini dimaksudkan untuk mendefinisikan atau menentukan konflik apa yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dapat melakukannya setiap saat ketika ada indikasi konflik. Pemimpin pendidikan pada langkah ini harus dapat menentukan sumber penyebabnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenisnya, dan keterlibatan pihak-pihak yang berkonflik. Apabila hal tersebut semuanya jelas, akhirnya konflik yang sesungguhnya dapat dirumuskan secara jelas dan tegas, 2) evaluasi konflik, evaluasi konflik adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas suatu konflik yang telah dirumuskan. Kualitas suatu konflik dapat ditinjau dari dua segi yaitu intensitas dan keluasannya. Keduanya saling berkaitan satu sama lain, 3) Pemilihan strategi konflik sebagaimana berikut: pahamilah beberapa prinsip dalam pelaksanaan manajemen konflik, berdasarkan prinsip-prinsip diatas pilihlah di antara strategi manajemen konflik yang dipilih, laksanakan strategi manajemen konflik yang dipilih, evaluasilah pelaksanaan strategiΒ  manajemen konflik yang dipilih tersebut untuk mengetahui keberhasilannya, strategi yang telah dipilih dapat dipertahankan bila menunjukkan hasil yang baik, tetapi bila hasilnya tidak atau kurang baik maka perlu dipilihkan strategi lain secara berkelanjutan (Soetopo, 2012:285). Itulah cara kepala sekolah dalam menyelesaikan konflik. Kemudian, bagaimana kepala sekolah mengetahui bahwa manajemen konflik tersebut berhasil? Kriteria Keberhasilan Manajemen Konflik Manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik dapat diukur oleh beberapa kriteria. Kriteria keberhasilan manajemen konflik menjadi tolok ukur keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola konflik dengan baik. Manajemen konflik yang dilakukan oleh para manajer atau pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:Β  1) Kemampuan membuat perencanaan analisis konflik dimana perencanaan analisis konflik yang baik harus menunjukkan deskripsi fenomena konflik, identifikasi konflik, rumusan konflik yang sesungguhnya secara jelas dan tegas, 2) Kemampuan melakukan evaluasi konflik dimana ukuran yang dapat dipakai adalah rendah-tingginya intensitas timbulnya suatu konflik, luas-tidaknya cakupan suatu konflik, penentuan kualitas konflik (ringan/kecil), sedang/menengah, atau besar/berat), penentuan penyelesaian konflik berdasarkan prioritas,Β  3) kemampuan memilih strategi manajemen konflik (Soetopo,2012:285). Kepala

Standard

Aplikasi Sekolah Solusi Manajemen Data Sekolah

Administrator sekolah sering menghadapi sejumlah tantangan dalam pengolahan data, mengingat jumlah dan keragaman informasi yang harus mereka kelola. Seperti data sekolah, data siswa, data pegawai, data keuangan, data presensi, data inventaris, dan data-data lainnya. Beberapa Masalah Umum yang Dihadapi Administrator Integrasi Sistem Banyak sekolah menggunakan berbagai sistem untuk keperluan yang berbeda-beda, seperti sistem manajemen siswa, sistem keuangan, dan lain-lain. Menyatukan data dari sistem-sistem ini untuk mendapatkan pandangan yang holistik seringkali bisa menjadi tugas yang rumit. Keamanan Data Keamanan data menjadi kekhawatiran utama. Informasi pribadi siswa dan staf sekolah harus dijaga dengan ketat untuk melindungi privasi dan mencegah akses yang tidak sah. Ketidakkonsistenan Data Data yang tidak konsisten atau tidak terstandarisasi dapat menyulitkan analisis dan pelaporan. Administrasi sekolah perlu memastikan bahwa data yang dikumpulkan sesuai dengan standar tertentu. Keterbatasan Sumber Daya Sekolah sering menghadapi keterbatasan sumber daya, baik itu dari segi keuangan maupun personel. Ini bisa membatasi kemampuan mereka untuk menginvestasikan dalam teknologi yang diperlukan atau untuk mempekerjakan personel yang dapat mengelola data dengan efektif. Ketersediaan Infrastruktur IT yang Tidak Memadai Infrastruktur IT yang kurang memadai dapat menjadi hambatan. Ini mencakup konektivitas internet yang lambat, perangkat keras yang usang, atau kekurangan perangkat lunak yang dibutuhkan.   Baca Juga: Mulai Atur Keuangan Sekolah secara Efektif dengan Laporan Keuangan Sederhana   Pembaruan dan Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan dan pembaruan sistem perangkat lunak dan perangkat keras merupakan aspek penting dalam pengelolaan data. Mengelola pembaruan ini tanpa mengganggu operasional sekolah bisa menjadi tantangan tersendiri. Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan perencanaan yang baik, investasi dalam pelatihan dan sumber daya, serta kebijakan yang jelas terkait dengan pengelolaan data. Untuk mengatasi masalah-masalah di atas lembaga sekolah dapat menggunakan aplikasi sekolah yang dapat mengatasi malasah di atas dalam satu sistem.   Aplikasi sekolah Membantu Menyelesaikan Masalah Administrasi Manajemen Data Tersimpan dengan Baik Data-data sekolah seperti data sekolah, data siswa, data pegawai, data keuangan, data presensi tersimpah dan terolah dengan baik di sistem aplikasi sekolah.Tidak perlu menggunakan aplikasi yang berbeda-beda karena aplikasi ini mencakup semua manajemen data sekolah.Β  Anda tidak perlu khawatir data hilang karena semua data tersimpat di cloud sehingga bisa dibuka kapan saja dan dimana saja menggunakan jaringan internet. Konsistensi Data Adanya standarisasi dalam data keuangan sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan. Seperti akun biaya, pos bayar, dan jenis bayar akan tersetting oleh sistem. Bendahara atau admin dapat memasukkan data dengan mudah dan jenis pembayaran dapat terkelompok sesuai akun biaya, pos bayarnya, dan jenis bayarnya. Pelayanan Afters SalesΒ  Aplikasi Sekolah menyediakan after sales yang dapat membantu lembaga sekolah untuk mengatasinya keterbatasan SDM, infrastruktur, dan pemeliharaan sistem. Akan diadakan pelatihan aplikasi sebanyak 3x secara gratis melalui Zoom Meeting, disini SDM yang akan dibimbing mengoperasikan aplikasi. Apabila selama penggunaan dirasa ada yang dibingungkan, tim aplikasi siap membantu Anda. Selama berlangganan akan ada full customer support yang membantu Anda mengatasi kendala dalam pengoperasian aplikasi. Aplikasi ini tidak hanya dibuka di PC ataupun laptop, semisal lembaga memiliki keterbatasan perangkat dan jaringan. Aplikasi ini dapat dioperasikan di tab maupun handphone dan dapat diakses menggunakan data seluler sehingga tidak ada kata β€œTidak Ada Perangkat yang Mendukung”.   Tertarik untuk mengetahui lebih lengkap terkait Aplikasi Sekolah?Β  Coba demonya langsung di demo.adminsekolah.netΒ  atauΒ  Hubungi admin kami untuk agendakan Zoom di 0812-3364-0003

Standard

Kebutuhan Guru dalam Mengajar

Tidak dapat dipungkiri bahwa guru yang profesional selalu menyiapkan diri untuk mengajar muridnya dengan baik. Mulai dari menyiapkan materi yang diajarkan, media pembelajaran yang digunakan, hingga merencakan bagaimana pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar.Β  Berikut ini beberapa hal Kebutuhan Guru dalam Mengajar yang harus disiapkan, diantaranya: Β  Mempersiapkan bahan yang akan diajarkan Sebelumnya guru sudah membuat RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sehingga memudahkan untuk mengetahui materi apa yang akan diajarkan.Β    Langkah selanjutnya adalah menyusun materi tersebut kedalam beberapa tahap pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Kemudian, siapkan informasi tambahan untuk mendukung materi tersebut. Seperti mengaitkan materi yang diajarkan kedalam peristiwa sehari-hari. Β  Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan Untuk membuat pembelajaran lebih menarik perhatian siswa. Guru bisa menggunakan media pembelajaran yang kreatif sepertiΒ  menggunakan media visual seperti presentasi, diagram, atau video untuk menjelaskan konsep. Guru juga dapat memanfaatkan teknologi seperti platform pembelajaran daring atau aplikasi pendidikan. Media pembelajaran diharapkan mampu siswa dalam menangkan materi yang diajarkan. Saat ini banyak sekali platform yang dapat membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran yang kreatif. Seperti canva, quizziz, YouTube, dan platform lainnya.   Baca Juga: Platform Merdeka Mengajar: Mudahkan Pendidik Menigkatkan Kualitas Pembelajaran   Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa aktif belajar Dalam kurikulum merdeka ini, siswa ditunjukan aktif dalam pembelajaran. Bukan hanya guru yang menjelaskan tetapi siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalahan dari paparan yang disampaikan, kemudian guru menjelaskan apa yang belum tersampaikan oleh siswa. Jangan gunakan pertanyaan dengan jawaban β€œYa” atau β€œTidak”. Tetapi lebih kembangkan pertanyaan seperti. Β Pertanyaan Analisis: “Bagaimana Anda akan menganalisis situasi ini dari sudut pandang yang berbeda?” “Apa konsep dasar yang mendasari permasalahan ini?”   Pertanyaan Evaluasi: “Menurut Anda, apa kelebihan dan kekurangan solusi ini?” “Bagaimana Anda menilai keefektifan langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini?”   Pertanyaan Sintesis: “Bisakah Anda menggabungkan ide-ide ini untuk menciptakan solusi yang inovatif?” “Bagaimana Anda dapat mengintegrasikan berbagai konsep menjadi suatu kesimpulan?”   Pertanyaan Pemecahan Masalah: “Apa langkah konkret yang akan Anda ambil untuk mengatasi masalah ini?” “Bagaimana Anda akan mendekati masalah ini dari sudut pandang pemecahan masalah?”   Pertanyaan Komparatif: “Bandingkan dan kontraskan pendekatan A dan B dalam menanggapi situasi ini.” “Apa perbedaan mendasar antara dua teori ini?”   Pertanyaan Berbasis Bukti: “Apa bukti yang mendukung argumen Anda?” “Bagaimana data ini mendukung atau menentang klaim tersebut?”   Pertanyaan Berbasis Nilai: “Apa nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang mendasari pendapat Anda tentang isu ini?” “Apakah ada pertimbangan etis yang harus dipertimbangkan dalam situasi ini?”   Pertanyaan Reflektif: “Bagaimana pengalaman ini mempengaruhi pandangan Anda tentang konsep ini?” “Apa yang dapat dipelajari dari situasi ini?”   Pertanyaan Tentang Konsekuensi: “Apa konsekuensi jangka panjang dari keputusan ini?” “Bagaimana tindakan ini dapat memengaruhi berbagai pihak terkait?”   Pertanyaan Tentang Alternatif: “Apakah ada pendekatan alternatif yang dapat diambil untuk mencapai hasil yang sama?” “Bagaimana langkah ini berbeda dari alternatif yang mungkin?” Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya memicu pemikiran kritis, tetapi juga mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif. Siswa diundang untuk menyelidiki, merenung, dan menyusun pemikiran mereka sendiri.   Mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa Dengan memahami keadaan, kelemahan dan kelebihan siswa, seorang guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan individu mereka. Diferensiasi pembelajaran memungkinkan guru mengajar sesuai dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing siswa. Mengetahui kelemahan siswa membantu guru mengidentifikasi potensi hambatan dalam pemahaman mereka terhadap materi. Dengan demikian, guru dapat merancang intervensi yang tepat untuk membantu siswa mengatasi tantangan belajar mereka. Mengetahui kelebihan siswa memungkinkan guru untuk mengoptimalkan potensi mereka. Guru dapat memberikan tugas atau proyek yang memanfaatkan keahlian dan minat khusus siswa untuk memotivasi mereka secara lebih efektif.   Mempelajari pengetahuan awal siswa Mempelajari pengetahuan awal siswa adalah penting karena memiliki dampak yang signifikan pada efektivitas pengajaran. Pengetahuan awal dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas pengajaran. Guru dapat mengukur perkembangan siswa dengan membandingkan pengetahuan awal dengan pemahaman setelah pembelajaran. Mempelajari pengetahuan awal siswa memberikan dasar yang kuat untuk perencanaan pembelajaran yang lebih efektif, mendukung kebutuhan siswa secara lebih baik, dan meningkatkan peluang kesuksesan akademis mereka.   Itu tadi 5 Kebutuhan Guru dalam Mengajar yang perlu disiapkan oleh guru sebelum memulai kelasnya. Semoga bermanfaat πŸ™‚ ===============================================================================================   Ingin mencoba fitur jurnal mengajar by AdminSekolah? Coba gratis demo-nya diΒ demo.adminsekolah.net Atau Hubungi admin kami diΒ wa.me/6281233640003Β   

Tim CS kami ada di sini untuk menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!