Standard
Perkiraan kebutuhan guru dan tenaga pendidik di Indonesia dapat berubah seiring waktu dan perubahan kebijakan pendidikan. Pada umumnya, kebutuhan ini dipengaruhi oleh faktor seperti pertumbuhan populasi, kebijakan pendidikan, peningkatan aksesibilitas pendidikan, dan perubahan dalam kurikulum. Tahun 2022, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia, terdapat kekurangan guru di beberapa wilayah dan mata pelajaran tertentu. Kondisi ini memerlukan rekrutmen guru baru dan peningkatan kualifikasi bagi yang sudah ada. Data kebutuhan guru di sekolah negeri sebanyak 2.161.791 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.294.422 (60%) akan terisi oleh ASN, termasuk di dalamnya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021 sebanyak 293.860 orang.Kemudian tercatat guru PPPK 2022 berjumlah 250.432 (11,5%) dan non ASN berjumlah 363.760 (16,8%). Saat ini terdapat kelebihan guru ASN sebanyak 41.284. Selain itu, di sekolah negeri pun, terdapat kelebihan guru non ASN sebanyak 166.010. Sehingga, jumlah kekurangan guru sebanyak 253.177 (11,7%) merupakan jabatan yang dapat diisi dari kelebihan guru ASN sebanyak 41.284, kelebihan guru non ASN sebanyak 166.010, dan DPK sebanyak 45.241 orang. Jumlah kebutuhan guru dan tenaga pendidik juga dipengaruhi oleh upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik melalui peningkatan jumlah guru maupun peningkatan kualifikasi guru yang sudah ada. Peningkatan fasilitas dan infrastruktur pendidikan juga dapat memengaruhi kebutuhan tenaga pendidik. Kebutuhan Guru di Indonesia Pada tahun 2024 ini Indonesia akan menalami kekurangan 1,3 juta guru dikarenakan banyak guru yang akan pensiun. Ditambah dengan porfesi guru yang kurang digemari oleh generasi muda sehingga hal ini berpotensi menyebabkan Indonesia kekurangan guru. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof. Nunuk Suryani, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Walaupun demikian, beliau menyatakan bahwa pemerintah telah mengimplementasikan beberapa strategi untuk mencegah terjadinya kekurangan guru yang mendesak di Indonesia. “Memang, pada 2024 ada potensi Indonesia kekurangan 1,3 juta guru. Ini karena setiap tahun rata-rata jumlah yang pensiun mencapai 70.000 guru. Namun kami telah melakukan antisipasi sejak 2021 melalui rekrutmen ASN P3K guru,” jelas Nunuk dalam podcast Unlocking Potential Tanoto Foundation, beberapa waktu lalu. Baca juga: Kebutuhan Guru dalam Mengajar Kebutuhan Utama Pendidikan Indonesia Kebutuhan guru pendidik di Indonesia mencakup berbagai aspek untuk memastikan sistem pendidikan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan nasional. Beberapa kebutuhan utama termasuk: Jumlah Guru yang Memadai: Kekurangan guru di beberapa daerah perlu diatasi untuk memastikan setiap siswa mendapatkan pendidikan yang memadai. Peningkatan Kualifikasi: Guru perlu diberdayakan untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka melalui pelatihan dan pengembangan profesional. Fasilitas dan Infrastruktur Pendidikan: Ruang kelas yang memadai, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya perlu ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik. Teknologi Pendidikan: Penggunaan teknologi dalam pembelajaran perlu ditingkatkan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tuntutan era digital. Gaji dan Kesejahteraan Guru: Meningkatkan gaji guru dan menyediakan fasilitas kesejahteraan yang memadai untuk meningkatkan motivasi dan kualitas pengajaran. Pendekatan Pendidikan Inklusif: Guru perlu dilatih untuk menghadapi keberagaman siswa dan menerapkan pendekatan inklusif dalam mengajar. Peningkatan Keterampilan Soft Skills: Guru perlu dilatih untuk mengembangkan keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan keterampilan soft skills lainnya untuk dapat menginspirasi siswa. Edukasi Inovatif: Mendorong pendekatan inovatif dalam pembelajaran, termasuk metode pengajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, kritis, dan kreativitas. Rekrutmen tenaga Pendidik Nunuk menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah mengambil langkah antisipatif sejak tahun 2021, termasuk melalui perekrutan Aparatur Sipil Negara (ASN) bidang Pendidikan dan Kebudayaan (P3K) untuk jabatan guru. Dalam sebuah podcast bersama Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati, Nunuk menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kemendikbud Ristek terus melakukan upaya percepatan untuk mengatasi kekurangan guru. Contohnya, pada tahun 2021 dan 2022, berhasil merekrut sebanyak 544.000 guru baru sebagai langkah konkret dalam mengisi kebutuhan guru di Indonesia. Nunuk melanjutkan bahwa pada tahun ini, pihaknya menargetkan merekrut sebanyak 600.000 guru untuk profesi pengajar di sekolah negeri. Meskipun demikian, terdapat ketidaksesuaian dengan usulan dari pemerintah daerah di seluruh Indonesia, yang baru mengusulkan penambahan jumlah guru sebanyak total 300.000 orang. Selain menggunakan metode rekrutmen reguler, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga mengusulkan konsep Ruang Talenta Guru. Dalam inisiatif ini, platform tersebut dianggap sebagai sarana untuk guru-guru honorer yang telah memenuhi syarat kualifikasi dan kompetensi. “Dalam mengidentifikasi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan guru, Menteri Pendidikan (Nadiem Makarim) membahas konsep Ruang Talenta Guru atau yang disebut sebagai marketplace dalam sebuah forum dengan Komisi X DPR,” ungkap Nunuk. Harapannya, Ruang Talenta Guru dapat menangani kebutuhan guru di luar periode rekrutmen rutin atau kebutuhan khusus. Ketika sekolah membutuhkan guru tambahan, kepala sekolah dapat langsung merekrut guru yang sudah terdaftar dalam platform Ruang Talenta Guru ini. =============================================================================================== Ingin mencoba fitur jurnal mengajar by AdminSekolah? Coba gratis demo-nya di demo.adminsekolah.net Atau Hubungi admin kami di wa.me/6281233640003