Cara Kepala Sekolah Menyelesaikan Konflik
- AdminWeb
- December 14, 2023
Kepala sekolah memiliki peran sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah. Kepala sekolah dihadapkan kondisi dan masalah yang mengharuskan pengambilan keputusan terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah efektif dan efisien. Strategi Manajemen Konflik Strategi manajemen konflik dibutuhkan untuk memecahkan konflik yang dan menemukan pemecahannya berupa solusi sebagai bentuk pengoptimalan organisasi. Peran kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik tergantung pada pandangan yang dipakai oleh kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik. Hal ini bergantung pada pemimpin organisasi, apakah memiliki pandangan tradisional, behavioral, atau pandangan interaksi dalam memandang organisasi yang dipimpinnya (Soetopo,2012:77). Konflik yang terjadi di sekolah perlu dikelola dengan baik oleh kepala sekolah agar menjadi potensi untuk mengefektifkan organisasi. Menurut Thoha (1995), mengemukakan strategi manajemen konflik secara umum sebagai berikut, 1) strategi menang-kalah, 2) strategi kalah-kalah, dan 3) strategi menang-menang. Dengan menggunakan strategi menang-kalah, satu pihak menang dan satu pihak kalah, termasuk di dalamnya menggunakan wewenang atau kekuasaan untuk menekan slah satu pihak. Bisa jadi, pihak yang kalah akan bertingkah laku non-produktif, kurang aktif, dan tidak mengidentifikasikan dirinya dengan tujuan organisasi. Strategi kalah-kalah berarti semua pihak yang berkonflik menjadi kalah. Strategi ini dapat berupa kompromi (keduanya sama-sama berkorban atas kepentingannya), dan arbitrase (menggunakan pihak ketiga). Kemudian, strategi menang-menang yaitu konflik dipecahkan melalui metode “problem solving” atau pemecahan masalah (Soetopo, 2012:277). Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah dalam menghadapi konflik yang terjadi di sekolah dapat mempertimbangkan berbagai strategi manajemen konflik yang ada disesuaikan dengan kondisi konflik yang sedang dihadapi. Kepala sekolah perlu berpikir positif dalam menyelesaikan suatu konflik dan strategi manajemen konflik menjadi solusi untuk membantu kepala sekolah menyelesaikan konflik di sekolah. Menurut Soetopo (2012:277), suatu hal yang perlu mendapat perhatian dan dianjurkan adalah mulailah dari sikap pasif menuju ke orientasi aktif, dan sangat bergantung pada tingkat kematangan pihak-pihak yang mengalami konflik. Perlu peran kepala sekolah untuk memiliki power merubah perilaku individu yang dipimpinnya melalui otoritas sebagai seorang pemimpin di sekolah agar dapat menerapkan strategi manajemen konflik yang tepat dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di sekolah. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Manajemen Konflik Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam menyeesaikan suatu konflik yang terjadi di sekolah. Perlakukanlah secara wajar dan alamiah artinya konflik yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan adalah sebagai sesuatu yang wajar dan alamiah. Konflik kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari organisasi, tak perlu dihindari tetapi harus dihadapi pimpinan melalui manajemen konflik. Oleh karena itu pelaksanaan manajemen konflik perlu dilakukan secara wajar dan alamiah sebagaimana pelaksanaan manajemen bidang lainnya (Soetopo,2012:282). Pandanglah konflik sebagai dinamisator organisasi Pandanglah bahwa organisasi tanpa konflik berarti diam, statis, dan tidak mencapai kemajuan yang diharapkan. Namun demikian, konflik yang ada harus ditata sedemikian rupa agar dinamika yang terjadi benar-benar dapat menjadi sesuatu yang positif untuk menghasilkan perubahan sekaligus mendukung perkembangan dan pencapaian tujuan pendidikan (Soetopo,2012:283). Prinsip yang menuntut peran kepala sekolah untuk melihat konflik yang terjadi adalah suatu dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan harus dihadapi dengan strategi yang tepat untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Baca Juga: 10 Cara Kepala Sekolah Meningkatkan Mutu Pendidikan Media pengujian kepemimpinan Kapabilitas dan kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah diuji oleh terjadinya konflik yang terjadi di sekolah. Sejauhmana kepala sekolah mampu mengelola dan mengambil keputusan yang dianggap paling tepat dalam menyelesaikan suatu konflik serta mengukur sejauhmana kemampuan sekolah dalam menerapkan manajemen konflik. Kepemimpinan tidak hanya diuji ketika membawa anggota mencapai tujuan berdasarkan rutinitas tugas formal belaka. Kepemimpinan yang bersangkutan akan lebih diuji ketika menghadapi konflik. Melalui manajemen konflik, dirinya akan memiliki kepemimpinan yang dapat diandalkan untuk membawa roda organisasi secara dinamis positif dalam mencapai tujuan di masa mendatang (Soetopo,2012:283). Fleksibilitas tinggi artinya strategi manajemen konflik yang digunakan para pemimpin adalah fleksibel. Pemilihan penggunaan strategi dimaksud sangat bergantung pada, 1) jenis, materi konflik, dan sumber penyebabnya, 2) karakteristik pihak-pihak yang berkonflik, 3) sumber daya yang dimiliki dan mendukung, 4) kultur masyarakat dan iklim organisasi, 5) antisipasi dampak konflik, 6) intensitas dan keluasan konflik (Soetopo,2012:283). Inilah yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai perannya seorang pemimpin di sekolah. Menyelesaikan konflik dan mengelola konflik dengan baik agar pengelolaan sekolah dapat menjadi lebih baik. Langkah-Langkah Dalam Manajemen Konflik Langkah-langkah dalam manajemen konflik yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut: 1) perencanaan analisis konflik, langkah ini dimaksudkan untuk mendefinisikan atau menentukan konflik apa yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dapat melakukannya setiap saat ketika ada indikasi konflik. Pemimpin pendidikan pada langkah ini harus dapat menentukan sumber penyebabnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenisnya, dan keterlibatan pihak-pihak yang berkonflik. Apabila hal tersebut semuanya jelas, akhirnya konflik yang sesungguhnya dapat dirumuskan secara jelas dan tegas, 2) evaluasi konflik, evaluasi konflik adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas suatu konflik yang telah dirumuskan. Kualitas suatu konflik dapat ditinjau dari dua segi yaitu intensitas dan keluasannya. Keduanya saling berkaitan satu sama lain, 3) Pemilihan strategi konflik sebagaimana berikut: pahamilah beberapa prinsip dalam pelaksanaan manajemen konflik, berdasarkan prinsip-prinsip diatas pilihlah di antara strategi manajemen konflik yang dipilih, laksanakan strategi manajemen konflik yang dipilih, evaluasilah pelaksanaan strategi manajemen konflik yang dipilih tersebut untuk mengetahui keberhasilannya, strategi yang telah dipilih dapat dipertahankan bila menunjukkan hasil yang baik, tetapi bila hasilnya tidak atau kurang baik maka perlu dipilihkan strategi lain secara berkelanjutan (Soetopo, 2012:285). Itulah cara kepala sekolah dalam menyelesaikan konflik. Kemudian, bagaimana kepala sekolah mengetahui bahwa manajemen konflik tersebut berhasil? Kriteria Keberhasilan Manajemen Konflik Manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik dapat diukur oleh beberapa kriteria. Kriteria keberhasilan manajemen konflik menjadi tolok ukur keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola konflik dengan baik. Manajemen konflik yang dilakukan oleh para manajer atau pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Kemampuan membuat perencanaan analisis konflik dimana perencanaan analisis konflik yang baik harus menunjukkan deskripsi fenomena konflik, identifikasi konflik, rumusan konflik yang sesungguhnya secara jelas dan tegas, 2) Kemampuan melakukan evaluasi konflik dimana ukuran yang dapat dipakai adalah rendah-tingginya intensitas timbulnya suatu konflik, luas-tidaknya cakupan suatu konflik, penentuan kualitas konflik (ringan/kecil), sedang/menengah, atau besar/berat), penentuan penyelesaian konflik berdasarkan prioritas, 3) kemampuan memilih strategi manajemen konflik (Soetopo,2012:285). Kepala